Manusia hidup pasti akan selalu menemukan masalah. Apalagi ketika masalah itu datang beruntun, kadang kita merasa hidup ini seolah tiada guna. Oleh karena itu manusia butuh yang dinamakan sugesti. Karena pada dasarnya susah senang itu berasal dari hati.
Aku ingat jaman menjadi gelandangan dulu. Aku tahu itu teramat berat, bahkan sampai sekarang aku masih bisa merasakan susahnya itu. Tapi kenapa aku bisa cepat bangkit, aku yakin itu berasal dari sugesti sugesti positif yang aku buat melalui blog.
Ketika ada sesuatu yang berat, paling aku sekali saja mengeluarkan teriakan sakitnya. Hanya untuk sekedar melepas beban sesaat. Setelah itu aku berusaha menulis tentang keindahan, kebahagiaan, keceriaan dan semacamnya dalam kehidupan yang sengsara itu. Ketika hati selalu disuapi dengan sugesti positif, aku jadi lupa akan rasa sakitnya walau borok aslinya belum sembuh.
Ini berlawanan dengan orang yang sebenarnya bahagia menurut pandangan secara umum. Tapi ketika ada masalah kecil selalu dia pikirkan sebagai bencana, ya selamanya dia merasa hidupnya susah. Sudah tahu di rekeningnya ada uang jutaan, kehilangan uang seribu perak saja ngomelnya tak habis-habis. Pemikiran semacam itu, membuat orang akan selalu merasa yang sedih atau marah yang berkepanjangan.
Soal sugesti melalui tulisan atau bacaan menurutku ada benarnya. Karena kadang aku menerima pesanan dari teman untuk menulis tentang sesuatu yang jelek, tapi harus aku buat seolah-olah itu bagus. Atau minimal tidak jelek-jelek amat. Beberapa hari kemudian, temanku bilang bahwa dia sudah tenang setelah membaca tulisanku itu setiap hari.
Ada juga seorang teman yang merasa hidupnya kurang bahagia dalam urusan cinta, karena harus hidup tidak dengan cintanya. Tapi untuk meninggalkan tanggung jawab atas ikatan resmi dia tidak berani. Setiap waktu temanku itu banyak menulis tentang puisi cinta untuk seseorang. Awalnya aku anggap itu nyata. Setelah sempat ngobrol dari hati ke hati, baru aku tahu bila nama yang selalu disebutnya hanya tokoh khayalan. Dan dia jadi bisa melupakan segala kesusahan hatinya.
Kasus lain adalah seorang temanku yang menderita sakit bertahun-tahun dan sudah divonis tidak akan sembuh kecuali dengan perawatan khusus yang biayanya tak mungkin terjangkau. Namun temanku itu selalu mensugesti dirinya bahwa dia sehat, dia bahagia dan dia mampu untuk melakukan hal yang mungkin biasa dilakukan manusia sehat. Terlepas dari masalah mujizat Tuhan, aku merasa bahwa sugesti positif itulah awal mulanya. Karena dia dalam tulisannya tak pernah mengatakan dirinya sakit, dia menjadi begitu percaya diri mampu melawan semuanya sampai akhirnya sembuh dengan sendirinya. Hal yang menurutku tak akan terjadi bila setiap waktu dia hanya berkeluh kesah tentang sakitnya. Bagaimanapun juga sel-sel tubuh dan antibodi juga perlu dorongan psikis agar mampu melawan penyakit. Pasrah dan tawakal mungkin bagus. Tapi melawan dengan sugesti menurutku lebih bagus. Prinsipnya lebih baik geer daripada minder.
Fakta-fakta semacam itu membuatku semakin sulit untuk meninggalkan blog. Aku sudah merasa ini sebuah kebutuhan untuk melepas beban sehati-hari. Sehingga di kehidupan nyata aku bisa berjalan dengan lebih enteng menatap hidup. Mungkin ada yang akan berkata, itu membohongi diri sendiri. Tapi buatku tidak. Orang kadang harus berbohong untuk bisa mendapatkan pembenaran atas kata hatinya. Setelah mampu membuat pembenaran, keyakinan atas jalan yang akan ditempuh akan lebih mudah didapatkan. Dan pada akhirnya secara alam bawah sadar, semuanya berimbas ke fisiknya.
Hanya saja, hal semacam itu kadang membuat kita susah juga. Seperti jaman aku jadi gembel itu. Karena terlalu banyak bercerita tentang kehidupanku yang bahagia, banyak menulis tutorial untuk berbagi sampai aku merasa dibutuhkan orang lain, ternyata tidak hanya menyugesti diri sendiri. Tapi menipu orang lain juga. Seperti ketika aku datang ke seorang teman dengan maksud minta bantuan sedikit akomodasi atau mencarikan pekerjaan, temanku malah menganggap itu guyonan. Ada juga yang menganggap aku terlalu tinggi sehingga takut mempekerjakanku dengan alasan tidak akan kuat membayar skil ku. Halah...
Parahnya lagi ketika aku datang dengan kondisi kucel, menggendong ransel butut dan bersandal jepit. Bukannya dipercaya kalo aku sedang jadi gelandangan. Malah dibilang, "wah, kamu ternyata low profile juga yah..?"
Low profile apanya...?
Emang aslinya kereeee....
MANUSIA PERLU SUGESTI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar